Jadwal Penerbangan Airfast Indonesia ke Karimunjawa

Jadwal Penerbangan Airfast Indonesia ke Karimunjawa

SEMARANG – Jadwal penerbangan perintis rute Semarang-Karimunjawa-Surabaya dan sebaliknya resmi dibuka. Rute penerbangan itu kini menempati papan jadwal di Bandar Udara (Bandara) Internasional Ahmad Yani Semarang setiap Rabu dan Jum’at.

“Ya, sekarang penerbangan perintis rute Semarang-Karimunjawa dioperasikan setiap Rabu dan Jum’at. Maskapai yang dioperasikan Airfast Indonesia dengan kapasitas penumpang 17 orang,” ujar Operational Customer Services Airfast Indonesia, Minggu (31/1).

Mulai dibuka Februari 2016, jadwal penerbangan Semarang-Karimunjawa akan menempati papan keberangkatan setiap Rabu dan Jum’at pukul 07.30. Sementara rute sebaliknya Karimunjawa-Semarang, diberangkatkan setiap Selasa dan Kamis pukul 14.50.

Berikut jadwal penerbangannya:

Selasa dan Kamis
Surabaya 12.55 – Karimunjawa 14.05
Karimunjawa 14.50 – Semarang 15.30 (R.O.N)

Rabu dan Jum’at
Semarang 07.30 – Karimunjawa 08.10
Karimunjawa 08.55 – Surabaya 10.05

Airfast Indonesia Karimunjawa

Airfast Indonesia Buka Penerbangan ke Karimunjawa

SEMARANG – Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang melalui pihak maskapai Airfast Indonesia menginformasikan penerbangan udara perintis rute Semarang-Karimunjawa-Surabaya akan mulai dibuka bulan Februari 2016.

“Akhir bulan Januari kemarin sudah dilakukan test flight dari Bandara Ahmad Yani Semarang ke Bandara Dewandaru Karimunjawa, penerbangan resmi mulai dioperasikan bulan Februari,” ujar Operational Customer Services Airfast Indonesia, Sabtu (30/1).

Penambahan rute penerbangan ini dinantikan oleh wisatawan yang ingin menikmati paket wisata Karimunjawa, dan juga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi serta pariwisata yang menjadi salah satu potensi terbesar yang dimiliki Provinsi Jawa Tengah.

Pesawat yang digunakan adalah jenis perintis dari maskapai penerbangan Airfast Indonesia dengan kapasitas penumpang sebanyak 17 orang dan frekuensi penerbangan dua kali dalam seminggu.

Ganjar Listrik Karimunjawa

Januari, Listrik Karimunjawa 18 Jam/Hari

JEPARA – Nyala listrik di dua pulau, Karimunjawa dan Kemujan tak lagi 12 jam/sehari. Per 1 Januari 2016, nyala listrik bertambah menjadi 18 jam/hari dan akan menjadi penuh 24 jam/hari mulai Juni nanti. Mulai tahun 2016, pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Karimunjawa yang semula dikelola Pemkab akan menjadi kewenangan PT Indonesia Power. Kedua belah pihak telah menandatangani kesepakatan pada 23 Desember 2015 lalu.

Bupati Jepara Ahmad Marzuki mengatakan peralihan pengelolaan PLTD ke PT Indonesia Power disebabkan Pemkab sudah tidak kuat menanggung biaya pembelian solar nonsubsidi tiap tahunnya. Per tahun, kebutuhan solar mencapai 35.000 liter untuk menghidupkan enam PLTD. Sementara pemasukan dari PLTD hanya berkisar Rp 1,8 miliar/tahun. Padahal kebutuhan anggaran pembelian solar mencapai Rp 5,5 miliar/tahun. “Sudah terlalu berat membeli solar nonsubsidi. Gubernur mendorong dan Pemkab melakukan peralihan ini,” kata Marzuki di sela-sela kunjungan Gubernur ke Karimunjawa, Minggu (3/1).

Camat Karimunjawa, Muh Tahsin menjelaskan pada tahap pertama ini baru dua pulau yang akan dialiri listrik 18 jam, yakni Karimunjawa dan Kemujan. Dua pulau ini memang yang paling banyak jumlah kepala keluarganya, sekitar 1.000-an KK. Sementara di 25 pulau lainnya dihuni sekitar 600-an KK. Lebih jauh ia menjelaskan, pada Juni 2016 nanti rencananya PT Indonesia Power akan mendatangkan mesin berkapasitas 2,5 Megawatt. Sehingga bisa digunakan untuk mengaliri listrik 24 jam/hari.

“Hal ini dapat membantu dalam pembangunan sektor pariwisata. Meningkatkan kunjungan wisatawan yang ingin menikmati paket wisata Karimunjawa,” ujarnya.

Meski pasokan listrik ditambah, sejumlah masyarakat yang melakukan sarasehan dengan Gubernur terlihat tidak terlalu senang. Mereka memprotes perihal biaya pemasangan jaringan listrik terlalu mahal dan tanpa penjelasan. Menurut salah satu warga, Supriyanto (47), pemasangan jaringan dikenai tarif Rp 1.200.000 ditambah biaya instalasi Rp 700.000. Jika warga adalah pelanggan baru PLTD maka dikenai tambahan biaya adminsitrasi Rp 300 ribu. “Hasil omongan dari warga, kok ndak ada penjelasan apapun mengenai biaya. Itu yang kami sesalkan,” kata Supriyanto.

Ganjar mengatakan ada biaya-biaya yang memang harus dibayar jika ingin memperoleh fasilitas yang lebih baik. Termasuk keamanan kabel-kabel yang dipasang di tiap rumahnya. Sebagaimana diketahui, listrik di Karimunjawa terhitung paling mahal di Jawa yakni 2.500/KWH.

Listrik Karimunjawa

Listrik Karimunjawa Sudah Nyala 18 Jam

JEPARA – Masalah listrik di Kepulauan Karimunjawa sedikit teratasi. Warga yang menghuni wilayah kepulauan itu sudah mulai merasakan listrik menyala dalam waktu yang lebih lama, yakni selama 18 jam. Sebelumnya, listrik hanya menyala selama 12 jam. Bahkan di beberapa wilayah hanya menyala selama 6 jam.

Hal itu disampaikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Edy Sujatmiko, Rabu (6/1). Jangka waktu menyala yang lebih lama itu sejalan dengan peralihan kewenangan pengelolaan listrik dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara ke pihak PT PLN, awal tahun ini. Beralihnya kewenangan itu menjadikan segala bentuk pengelolaan, termasuk penyediaan bahan bakar ditanggung oleh PT PLN.

“Target Pemkab memang membuat listrik menyala selama 24 jam. Tapi tentu tak mudah. Sehingga dilakukan secara bertahap. Sementara ini sudah menyala 18 jam dulu,” terang Edy.

Belum menyalanya listrik selama 24 jam tersebut lantaran PT PLN masih memanfaatkan instalasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang lama. Sambil menunggu instalasi baru dari PT PLN yang menurut jadwal baru didatangkan pada Juli mendatang.

Senada disampaikan Camat Karimunjawa, M Tahsin. Menurutnya, warga wilayah terluar Kabupaten Jepara tersebut sudah bisa menikmati aliran listrik selama 18 jam. Warga tersebut adalah warga sudah merampungkan proses awal. Yakni yang sudah membayar pemasangan instalasi sesuai dengan daya yang diinginkan.

“Hal ini dapat membantu dalam pembangunan sektor pariwisata. Meningkatkan kunjungan wisatawan yang ingin menikmati paket wisata Karimunjawa,” ujarnya.

PT PLN juga telah mendistribusikan enam tangki solar yang masing-masing memuat 8.000 liter solar. Sehingga saat ini total tersedia 32 ribu liter solar sebagai amunisi PLTD. Dia juga menegaskan jika pengelola homestay tidak melakukan pencurian listrik.

Garuda Indonesia Explore Karimunjawa

Garuda Indonesia-Pelni “Jual” Karimunjawa

SEMARANG – Maskapai Garuda Indonesia bersama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) akan bersama-sama “menjual” destinasi wisata Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah. Selain menyediakan transportasi untuk aksesbilitas menuju kesana, kedua pihak juga menyiapkan paket wisata.

Kesepakatan itu ditandai dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara General Manager Garuda Indonesia Cabang Semarang, I Wayan Supatrayasa dengan Kepala PT Pelni Cabang Semarang, Masrul Khalimi, Kamis (31/12).

“Latar belakang dari kerjasama ini karena kami perusahaan yang bergerak di sektor transportasi memiliki tanggungjawab moral terkait kemudahan akses menuju Kepulauan Karimunjawa. Perlu diketahui, pulau tersebut memiliki pesona yang tak kalah dengan destinasi wisata lainnya di Indonesia,” ungkap Kepala PT Pelni Cabang Semarang, Masrul Khalimi.

Selama ini, lanjut dia, faktor alam yaitu angin barat dan angin timur menjadi kendala bagi wisatawan yang akan ke Karimunjawa, karena pada saat kondisi tersebut tidak ada penyeberangan dari Semarang atau Jepara kesana. Dari kendala tersebut akhirnya wisatawan penuh pertimbangan jika akan berkunjung ke Karimunjawa.

“Kami menjawab tantangan tersebut dengan meluncurkan program Let’s Go Karimunjawa bagi wisatawan yang hendak menikmati keindahan pulau tersebut,” tutur Masrul.

Paket Bundling

Program Let’s Go Karimunjawa yang diluncurkan oleh Pelni dan akan berlayar perdana 9 Januari 2016 mendatang itu disambut oleh Garuda Indonesia dengan membuat program paket bundling.

“Jadi kami memanfaatkan 9 rute penerbangan ke Semarang dari Jakarta, Surabaya, Lombok, Makassar, Denpasar, dan Pangkalan Bun untuk menawarkan paket wisata Karimunjawa berama Pelni. Kami sediakan rencana perjalanan sekaligus paket wisata yang bisa dimanfaatkan oleh wisatawan, sehingga dari lokasi asal naik Garuda, menyeberang naik kapal Pelni, dan berwisata ke Karimunjawa,” jelas General Manager Garuda Indonesia Cabang Semarang, I Wayan Supatrayasa.

Sementara itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jateng sebagai pengelola destinasi Karimunjawa melalui Kabid Promosi, Trenggono menyampaikan, Karimunjawa siap menyambut wisatawan dari mana pun.

“Kerjasama ini jelas sangat menguntungkan dalam pengembangan wisata. Sebab, apa artinya tempat yang indah jika tidak bisa dijangkau atau diakses oleh wisatawan. Maka kerjasama Garuda Indonesia dan Pelni ini menjawab kegalauan pemerintah sekarang dengan memfasilitasi akses menuju ke Karimunjawa,” katanya.

KM Leuser Karimunjawa

Let’s Go Karimunjawa, Pelayaran Semarang-Karimunjawa

SEMARANG – Selama 2016, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Semarang mendapatkan alokasi public service obligation (PSO) atau subsidi dari Kementrian Perhubungan. Dana subsidi digunakan biaya operasional untuk rute wisata Semarang-Karimunjawa.

General Manager PT Pelni Semarang, Masrul mengatakan, KM Leuser dijadikan sebagai tumpuan untuk mengangkut penumpang. Dengan kapasitas 900 orang, kapal dengan bobot mati 6.000 GT mampu menghadapi gelombang laut sampai di atas dua meter.

“Prioritas utamanya adalah warga Karimunjawa. Tapi ini juga bisa jadi alternatif bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Karimunjawa,” ujarnya, Kamis (7/1).

Pada periode Januari sampai Maret, musim angin barat yang terjadi di perairan Jawa membuat penyeberangan terkendala. Kapal penumpang dan barang dari Jepara dan Semarang terkendala melaut saat tinggi gelombang di atas dua meter.

Pelayaran Perdana

“Musim angin barat biasanya jadi paceklik jasa paket wisata Karimunjawa. Program Let’s Go Karimunjawa yang kami usung mudah-mudahan dapat membantu warga dan wisatawan,” katanya.

Pelayaran perdana untuk program tersebut akan digelar pada Sabitu (9/1) dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Menurut Masrul, saat ini sebanyak 200 orang telah membeli tiket untuk berangkat dan pulang.

Pada periode berikutnya, Masrul memprediksi animo wisatawan meningkat, karena telah melewati masa orientasi kerja di awal tahun.

“Ada sekitar 300 orang yang ingin berangkat. Tapi karena waktunya mepet dengan jadwal kerja awal tahun, ditunda untuk keberangkatan berikutnya,” ungkapnya.

Pemberangkatan dijadwalkan selama dua pekan sekali selama setahun, kecuali pada masa perbaikan kapal selama dua pekan yang jatuh pada pertengahan April.